Pages

9.24.2020

Describe Your Personality

    You'll feel that excitement in yourself when you finally write again! (walaupun cuma untuk blog pendengar keluh kesah ini). 



    Jadi, beberapa hari yang lalu ngeliat salah satu penulis blog favoritku, penulis buku juga, yang post nya selalu aku anggap menarik : Romeo Gadungan . Ceritanya doi baru nerima challenge nulis post selama 30 hari. Terus aku mutusin buat ikutan juga. Tapi berhubung jadwal kuliahku ga jelas (biar ada alasan selain mager) jadi 30 Days Writing Challenge ini aku ubah dengan seenak jidatku menjadi 30 Posts Challenge! *insert sorakan penonton terheboh here*

 

1. Ceria?

    Aku itu orang yang (lumayan) ceria ya, karena dulu kalo emak sering bilang "Cemberut gitu cepat tua lho" aku pasti nggak jadi marah hahaha. Kalaupun lagi sedih, aku nggak akan nunjukin ke orang lain. Kalau ini peranan besar dari emak sih. Kalo ingat gimana aku kecil dulu, rasanya gemas pengen aku tabok tuh anak kecil yang cranky itu. Hahaha. Tapi dulu emak bukan tipe orangtua yang bakal nurutin keinginan aku dan bakal ngebiarin aku mau nangis kek, mau teriak teriak segimananya di depan orang, nggak dipeduliin biar aku belajar untuk menerima. Nah nanti bakal ditenangin dengan kata-kata semacam "Jangan gitu, busuk hatinya kalo gitu", "Jangan cemberut kayak orang tua" dsb. Hehe trus diajarin juga untuk selalu ramah sama orang lain. Thanks mama. 


2. Kalem?

    Terus kalau kata kawan-kawan, termasuk baik juga, ya walapun relatif sih ini dan oh ya, temperamental. Teman teman SMP-SMA tau kalau mereka berani ngejek aku, pasti mereka aku kejar, tendang atau aku pukul. Astaghfirullah barbar ya. 👺 Dari SD sih kalo itu sampe pernah di setrap. Pas SMP udah belajar untuk berantam lewat kata-kata karena lawan mainnya perempuan dan rasanya lebih ''sakit'' ya daripada dulu berantam sama kawan laki-laki di SD. 

 

    Saking mudah marah, dulu aku suka nggak cek dulu kebenaran informasi yang aku terima trus langsung marah aja. Jadi beberapa keputusan ada yang salah karena kebanyakan "kata orang". Nah setelah itu pas SMA belajar untuk nggak mudah marah, tapi cari tau dulu kebenarannya kayak apa. Jadinya sekarang, menurut sahabat dan kawan kuliah, aku itu nggak mudah marah dan paling sabar di geng SMA. hahaha. 


Pas aku sama kawan SMA ku tiba tiba ketemu kawan kampus, aku pasti "Sst diam dulu kalian, image aku di kampus kalem woy". "Nggak tau aja orang itu aslinya ko Sa" -Tjut. Makasih lho 😅

 

    Kalau mau tau sih, bukannya anaknya emang kalem dan sabar kayak gini, tapi udah belajar lebih sabar dan cari tau informasi lebih dulu. Jadi aku gamau marah ke sesuatu yang ternyata nggak benar atau ke orang yang salah. Makanya aku pengen marah ke sesuatu yang berhak bikin aku marah. *ribet*. Ya gitu intinya proses aku terlihat kalem ini nggak mudah sama sekali. Aku percaya segala proses berantam dan marah-marahan di lingkungan pertemanan dulu sangat membantu membentuk karakter aku. Dengan adanya penolakan, marah, kecewa, sedih, semuanya itu pengen aku pelukin satu-satu  ucapin makasih karena sekaligus nyadarin aku kalo dunia dan orang dewasa itu nggak sebaik imajinasi waktu kecil dulu.

 

3. Cuek?

    Beberapa ada yang merasa aku cuek, yaaa benar! Tambahan, anaknya suka overthinking dan nggak suka ribet. Jadi supaya aku nggak kepikiran terlalu banyak omongan orang, let's avoid them, put your headphone on and listen to good musics, you know what I mean. 😉 Aku akan menaruh 100% kepercayaan aku ke orang baru. Benar, walaupun ini salah, tapi memang aku semudah itu percaya sama orang. Kedepannya ketika ada hal-hal yang mereka lakukan untuk menjatuhkan dan nyebar hal-hal jelek tentang aku, kepercayaan itu turun drastis. I don't do math, you know, I wont reduce the trust score, I just take it back. And when I talk to you like nothing happened, you're forgiven, but things you did never been forgotten. 🙅 Poin lainnya adalah untuk menghindari terjadi hal-hal ribet kedepannya, (sekaligus ngurangin overthinking-nya Salsabila), mending nyari film bagus di netflix nggak usah terlalu ikut urusan orang. Nah itu.


Kesimpulan : Lingkungan dan kejadian di sekitar akan membuat kita menjadi orang yang berbeda, membentuk karakter yang lebih matang.  Lebih baik atau lebih buruk? You decide!


That's all, my friend. See you soon!

 

0 komentar:

Posting Komentar